Penderitaan berasal dari kata dasar derita, yang berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita adalah keadaan atau sesuatu yang dapat menyusahkan hidup; kesengsaraan. Penderitaan dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk dalam realitas manusia dan dunia. Tingkat penderitaan pada manusia umumnya berbeda-beda, ada yang berat dan ada juga yang tingkatnya ringan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan oleh orang lain. Penderitaan dapat pula membuat seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi sesuatu yang menimpa hidupnya atau sebagai titik awal seseorang untuk mencapai kebahagiaan dan kenikmatan dalam hidupnya.
Semua orang pasti akan mengalami suatu penderitaan. Hal tersebut sudah menjadi resiko bagi setiap manusia. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia, pasti akan menghasilkan resiko. Resiko tersebut mempunyai bentuk yang berbeda-beda salah satunya yakni penderitaan. Tuhan selalu memberikan kebahagiaan kepada umat-Nya. Tapi terlepas dari semua itu, Tuhan juga memberikan cobaan bagi umat-Nya, bisa juga dalam bentuk penderitaan atau kesedihan untuk sesuatu yang bermakna yaitu untuk menyadarkan manusia atas perbuatan apa yang salah yang telah dilakukan olehnya. Bagi setiap umat yang kuat imannya, pasti akan mudah untuk bertobat kepada Tuhan jika diberikan penderitaan atau kesedihan karena perbuatannya yang salah dan akan bersikap pasrah akan nasib yang telah di tentukan Tuhan kepadanya. Kepasrahan karena ia yakin kekuasaan Tuhan jauh lebih besar daripada kekuatannya, akan membuat ia merasa dirinya kecil dan menerima takdir apapun yang akan diberikan Tuhan kepadanya. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya sehingga lambat laun akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhantidak memberikan cobaan yang lebih berat daripada yang dialaminya.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan manusia. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana cara manusia menghadapi segala penderitaan? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentunya diatasi dengan tenaga medis untuk mengurangi atau menyembuhkan penderitaannya. Sedangkan penderitaan secara psikis, penyembuhan terletak pada diri manusia itu sendiri yang mengalami penderitaan tersebut. Para ahli hanya membantu saja. Kembali lagi bahwa penderitaan itu merupakan resiko bilamana seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi yang wajib diatasi dalam kehidupan manusia.
Siksaan dapat berupa siksaan badan dan jasmani, dapat juga berupa siksaan jiwa dan rohani. Siksaan yang dialami seseorang merupakan awal timbulnya suatu penderitaan.
Siksaan banyak dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari dan sering kita jumpai di media-media. Seperti media Koran, televisi, radio, dll. Sebagian besar siksaan yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, dan sebagainya.
Siksaan yang bersifat psikis misalnya adalah kebimbangan. Kebimbangan terjadi pada seseorang yang tidak dapat menentukan pilihan yang akan diambil olehnya. Akibatnya seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa hidupnya tidak menentu saat itu dan merasa tersiksa. Bagi orang yang memiliki pemikiran yang terlalu ‘pendek’ akan sangat lama mengalami kebimbangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya, akan cepat mengambil keputusan, sehingga kebimbangan akan lebih mudah diatasi. Contoh siksaan psikis lainnya adalah kesepian. Sama seperti hal nya dengan kebimbangan, kesepian harus cepat diatasi. Jangan terus menerus mengalami penderitaan batin yang berkepanjangan. Sebagai homo socius, manusia perlu memiliki kawan dalam hidupnya untuk menghilangkan rasa kesepian. Tetapi pada dasarnya orang yang dapat menjadi ‘kawan duka’ adalah orang yang mampu mengerti, peduli dengan apa yang dialami oleh sahabatnya itu. Selain dengan cara mencari kawan, rasa kesepian dapat dihilangkan dengan cara mencari kesibukkan yang dapat melupakan rasa kesepian di dalam diri manusia tersebut. Contoh lainnya adalah ketakukan, merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperici sebagai berikut: 1.) penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia. Ini dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir. Kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. 2.) penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan. Kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Orang yang mengalami penderitaan pasti akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif dan sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunduh diri dan lain-lain. Sedangkan sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukanlah merupakan suatu penderitaan, melainkan perjuangan untuk membebaskan diri dari segala penderitaan dan penderitaan hanyalah bagian dari suatu kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras.
Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
Jumat, 06 Januari 2012
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena itu menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan dan petunjuk hidup di masa depan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus-menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan atau petunjuk yang sisebut pandangan hidup.
Terdapat beberapa macam pandangan hidup berdasarkan asalnya, yakni : 1.) pandangan hidup yang berasal dari agam yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. 2.) pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut. 3.) pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut dengan cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh dimasa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi. Dengan kata lain, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Untuk dapat menggapai segala cita-cita, salah satunya kita harus tahu bagaimana caranya agar kita dapat menggapai segala cita-cita kita. Terdapat formula sukses yang dapat kita jadikan pedoman untuk menggapai cita-cita kita. Pertama kita harus mengubah Belief System (Keyakinan dan Goal) kita. Kedua kita harus mengubah cara berpikir kita dan emosi kita. Ketiga, mengubah segala keputusan kita yang dapat menghambat cita-cita kita. Keempat, kita harus mengubah segala tindakan-tindakan buruk kita. Dari semua itu kita akan mendapatkan hasil yang menjadi keyakinan dan goal kita dari awal. Itu merupakan salah satu cara kita untuk menggapai cita-cita kita. Daritadi saya menyebutkan kata “goal”, apa itu goal? Goal adalah gambaran imajinasi yang betul-betul kita inginkan dimasa depan kita. Mengapa kita harus mempunyai goal? Goal disini dapat diartikan juga sebagai mimpi (dream). Kita harus mempunyai goal karena segala sesuatu itu berasal dari impian. Apa yang menjadi karakteristik dari Goal? Goal itu harus besar, spesifik dan mempunyai tekad yang sangat kuat untuk mencapainya. Terdapat tiga hal yang dapat mempengaruhi semangat atau tekad kita untuk mencapai impian kita, yakni: physiology/gerakan, fokus/keyakinan, dan pilihan kata. Gerakan, “our Emotion is created by our Motion”. Fokus adalah kejadian yang kita bayangkan terus-menerus dengan mengubah keyakinan, bayangan, arti dan pertanyaan. Mengubah arti berarti apapun kejadian yang terjadi, sekalipun tidak baik, tapi harus membuat kita menjadi lebih baik. Apapun yang terjadi, baik/buruk, Tuhan menginginkan kita untuk menjadi lebih baik. Terdapat 3 pertanyaan yang membuat kita mempunyai kualitas hidup yang lebih baik dan lebih kuat. 1.) Apa yang saya syukuri dari kejadian ini? 2.) Saya harus belajar apa dari kejadian ini? 3.) Apa yang harus saya lakukan sehingga membuat saya: a.) merasa lebih baik? b.) menjadi lebih baik? c.) yang membuat banyak orang menjadi lebih baik? d.) yang direstui Tuhan sempurna apa adanya? Kunci dari kegagalan adalah Blame, Execusessssss, Justified. Kunci kesuksesan adalah orang gagal mencari alasan mengapa mereka akan gagal, orang sukses mencari alasan mengapa mereka harus sukses.
Sumber :
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus-menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan atau petunjuk yang sisebut pandangan hidup.
Terdapat beberapa macam pandangan hidup berdasarkan asalnya, yakni : 1.) pandangan hidup yang berasal dari agam yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. 2.) pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut. 3.) pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut dengan cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh dimasa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi. Dengan kata lain, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Untuk dapat menggapai segala cita-cita, salah satunya kita harus tahu bagaimana caranya agar kita dapat menggapai segala cita-cita kita. Terdapat formula sukses yang dapat kita jadikan pedoman untuk menggapai cita-cita kita. Pertama kita harus mengubah Belief System (Keyakinan dan Goal) kita. Kedua kita harus mengubah cara berpikir kita dan emosi kita. Ketiga, mengubah segala keputusan kita yang dapat menghambat cita-cita kita. Keempat, kita harus mengubah segala tindakan-tindakan buruk kita. Dari semua itu kita akan mendapatkan hasil yang menjadi keyakinan dan goal kita dari awal. Itu merupakan salah satu cara kita untuk menggapai cita-cita kita. Daritadi saya menyebutkan kata “goal”, apa itu goal? Goal adalah gambaran imajinasi yang betul-betul kita inginkan dimasa depan kita. Mengapa kita harus mempunyai goal? Goal disini dapat diartikan juga sebagai mimpi (dream). Kita harus mempunyai goal karena segala sesuatu itu berasal dari impian. Apa yang menjadi karakteristik dari Goal? Goal itu harus besar, spesifik dan mempunyai tekad yang sangat kuat untuk mencapainya. Terdapat tiga hal yang dapat mempengaruhi semangat atau tekad kita untuk mencapai impian kita, yakni: physiology/gerakan, fokus/keyakinan, dan pilihan kata. Gerakan, “our Emotion is created by our Motion”. Fokus adalah kejadian yang kita bayangkan terus-menerus dengan mengubah keyakinan, bayangan, arti dan pertanyaan. Mengubah arti berarti apapun kejadian yang terjadi, sekalipun tidak baik, tapi harus membuat kita menjadi lebih baik. Apapun yang terjadi, baik/buruk, Tuhan menginginkan kita untuk menjadi lebih baik. Terdapat 3 pertanyaan yang membuat kita mempunyai kualitas hidup yang lebih baik dan lebih kuat. 1.) Apa yang saya syukuri dari kejadian ini? 2.) Saya harus belajar apa dari kejadian ini? 3.) Apa yang harus saya lakukan sehingga membuat saya: a.) merasa lebih baik? b.) menjadi lebih baik? c.) yang membuat banyak orang menjadi lebih baik? d.) yang direstui Tuhan sempurna apa adanya? Kunci dari kegagalan adalah Blame, Execusessssss, Justified. Kunci kesuksesan adalah orang gagal mencari alasan mengapa mereka akan gagal, orang sukses mencari alasan mengapa mereka harus sukses.
Sumber :
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan berasal dari kata dasar indah yang berarti sangat bagus, elok, menyenangkan jika dipandang. Benda-benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebagainya. Keindahan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Keindahan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dimanapun, kapanpun dan siapapun dapat menikmati keindahan
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hokum yang indah, sedangkan Arsitoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunanu dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adapt kebiasaan yang indah, tetapi bangsa Yunanu juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estesis yang disebut ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektur) dan harmonida untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni, alam, moral, dan intelektual.
Keindahan dalam arti estesis murni menyangkut pengalaman estesis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
Dan ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam yang telah diciptakan oleh Tuhan. Itu berarti bahwa keindahan adalah ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan, tidak pula kurang. Bila ada seorang anak yang menangis kencang sekali berarti itu adalah sesuatu yang tidak indah.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosatan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan yaitu:
· Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih rendah dari derajat laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita.
· Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hokum agama dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni.
· Penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan adalah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
· Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo Da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan Monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hokum yang indah, sedangkan Arsitoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunanu dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan adapt kebiasaan yang indah, tetapi bangsa Yunanu juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estesis yang disebut ‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektur) dan harmonida untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni, alam, moral, dan intelektual.
Keindahan dalam arti estesis murni menyangkut pengalaman estesis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
Dan ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam yang telah diciptakan oleh Tuhan. Itu berarti bahwa keindahan adalah ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan, tidak pula kurang. Bila ada seorang anak yang menangis kencang sekali berarti itu adalah sesuatu yang tidak indah.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosatan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan yaitu:
· Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih rendah dari derajat laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita.
· Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hokum agama dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni.
· Penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan adalah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
· Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo Da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan Monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kedua hal ini tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum kita membahas hubungan antara manusia dengan kebudayaan, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu manusia dan apa itu kebudayaan. Sehingga kita semakin mengerti hubungan antara kedua hal tersebut. Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan kedua hal tersebut dan juga hubungan antara keduanya.
Apa itu manusia? Manusia yaitu “kita”. Mungkin secara pribadi masing-masing kita pasti mengerti apa itu manusia, kadang dari kebanyakan “kita” manusia sulit untuk mendefinisikan secara lebih rinci apa itu manusia. Saya sendiri pun sulit untuk mendefinisikannya. Menurut saya, manusia adalah makhluk yang satu-satunya bisa berfikir dan mempunyai pikiran dalam melakukan segala hal yang akan dilakukannya. Tidak ada manusia yang tidak bisa berpikir. Banyak pendapat-pendapat lain yang menerangkan apa itu manusia sebenarnya. Dalam beberapa ilmu, manusia mempunyai perbedaan definisi, seperti Ilmu Kimia, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang mempunyai jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia. Ilmu Fisika, manusia adalah kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi. Ilmu Biologi, manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia. Dalam Ilmu Ekonomi, manusia adalah makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan (homo economicus). Ilmu Sosiologi, manusia diartikan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Ilmu Politik, manusia adalah makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan. Sedangkan dalam Filsafat, manusia dipandang sebagai makhluk yang berbudaya dan sering disebut homo-humanus. Masih banyak lain sebagai nya ilmu yang mendefinisikan apa itu manusia.
Hakekatnya manusia itu merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh merupakan materi yang dapat dilihat, diraba, dirasakan, wujudnya konkret tetapi tidak abadi. Sedangkan jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba dan tidak dapat dirasakan, tetapi sifatnya abadi. Jika manusia meninggal, tubuhnya akan hancur tetapi jiwa nya tidak akan hancur, melainkan akan lepas dari tubuh dan akan kembali ke asalnya, yakni Tuhan. Dapat disimpulkan bahwa jiwa adalah roh yang ada dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan. Hakekat yang kedua, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling smpurna, jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Kesempurnaannya terletak pada adab dan budaya nya karena manusia dilengkapi penciptanya oleh akal dan perasaan. Dengan adanya akal, manusia mampu menciptakan pengetahuan dan juga teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, kebaikan keindahan ataupun sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia dapat menciptakan kesenian. Perasaan dalam diri manusia terdapat dua macam, yakni perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi merupakan rangsangan jasmani melalui panca indera. Sedangkan perasaan rohani merupakan perasaan luhur yang hanya terdapat dalam diri manusia, misalnya : 1) perasaan intelektual : perasaan yang bekaitan dengan pengetahuan. Manusia akan merasa puas dan senang jika ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya manusia tidak akan merasa puas dan senang jika ia tidak dapat mengetahui sesuatu. 2) perasaan etis : perasaan yang berkaitan dengan kebaikan. Manusia akan merasa senang apabila sesuatu itu baik dan akan merasa benci jika sesuatu itu jahat. 3) perasaan estesis : perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Manusia akan merasa senang jika melihat atau mendengar sesuatu yang indah dan juga akan merasa kesal apabila tidak ada keindahan. 4) perasaan diri : perasaan yang berkaitan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila manusia memiliki kelebihan pada dirinya, ia akan merasa sombong, angkuh dan merasa tinggi. Sebaliknya apabila ada kekurangan pada diri manusia, ia akan merasa rendah diri (minder). 5) perasaan sosial : perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat dan ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia akan merasa senang tetapi apabila orang gagal, ia akan ikut merasa sedih. 6) perasaan religius : perasaan yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan. Manusia akan merasa tentram dan damai apabila tawakal kepada Tuhan yakni menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hakekat yang ketiga yaitu manusia merupakan makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patalogi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi-segi kemasyarakatan, psikologi sosial, kekerabatan, ekonomi, kesenian, perkakas, bahasa, dan sebagainya. Hakekat yag keempat, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Setelah kita mengetahui apa itu definisi manusia, saya akan mendefinisikan apa itu kebudayaan. Kebudayaan jika dikaji dari bahasa asal sansekerta, berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, budaya berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi secara umum, kebudayaan merupakan segala sesuatu yang dihasilkan akal atau budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya; atau dapat pula diartikan sebagai segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya. Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun non-material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Untuk lebih mendalami kebudayaan, perlu dikenal beberapa masalah lain yang menyangkut kebudayaan. Misalnya apa yang disebut unsur. Yang dimaksud dengan unsure disini adalah apa sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan itu memiliki makna totalitas daripada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya.
Menurut C. Kluckhohn, didalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa terdapat tujuh unsur didalam kebudayaan universal, yakni yang pertama adalah sistem realigi (kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, dan menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama. Unsur yang kedua adalah sistem organisasi kemasyarakatan. Merupakan produk manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa ia tidak dapat berdiri sendiri, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Unsur yang ketiga adalah sistem pengetahuan. Merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri ataupun dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih pengetahuan tersebut dapat dibukukan sehingga dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi lainnya. Unsur yang keempat adalah sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi. Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat. Unsur yang kelima adalah sistem teknologi dan peralatan. Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Berawal dari pemikiran yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang. Unsur yang keenam adalah bahasa. Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada awalnya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan. Unsur yang terakhir adalah kesenian. Merupakan produk manusia dari homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
Apa itu manusia? Manusia yaitu “kita”. Mungkin secara pribadi masing-masing kita pasti mengerti apa itu manusia, kadang dari kebanyakan “kita” manusia sulit untuk mendefinisikan secara lebih rinci apa itu manusia. Saya sendiri pun sulit untuk mendefinisikannya. Menurut saya, manusia adalah makhluk yang satu-satunya bisa berfikir dan mempunyai pikiran dalam melakukan segala hal yang akan dilakukannya. Tidak ada manusia yang tidak bisa berpikir. Banyak pendapat-pendapat lain yang menerangkan apa itu manusia sebenarnya. Dalam beberapa ilmu, manusia mempunyai perbedaan definisi, seperti Ilmu Kimia, manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang mempunyai jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia. Ilmu Fisika, manusia adalah kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi. Ilmu Biologi, manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia. Dalam Ilmu Ekonomi, manusia adalah makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan (homo economicus). Ilmu Sosiologi, manusia diartikan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Ilmu Politik, manusia adalah makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan. Sedangkan dalam Filsafat, manusia dipandang sebagai makhluk yang berbudaya dan sering disebut homo-humanus. Masih banyak lain sebagai nya ilmu yang mendefinisikan apa itu manusia.
Hakekatnya manusia itu merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh merupakan materi yang dapat dilihat, diraba, dirasakan, wujudnya konkret tetapi tidak abadi. Sedangkan jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba dan tidak dapat dirasakan, tetapi sifatnya abadi. Jika manusia meninggal, tubuhnya akan hancur tetapi jiwa nya tidak akan hancur, melainkan akan lepas dari tubuh dan akan kembali ke asalnya, yakni Tuhan. Dapat disimpulkan bahwa jiwa adalah roh yang ada dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan. Hakekat yang kedua, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling smpurna, jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Kesempurnaannya terletak pada adab dan budaya nya karena manusia dilengkapi penciptanya oleh akal dan perasaan. Dengan adanya akal, manusia mampu menciptakan pengetahuan dan juga teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, kebaikan keindahan ataupun sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia dapat menciptakan kesenian. Perasaan dalam diri manusia terdapat dua macam, yakni perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi merupakan rangsangan jasmani melalui panca indera. Sedangkan perasaan rohani merupakan perasaan luhur yang hanya terdapat dalam diri manusia, misalnya : 1) perasaan intelektual : perasaan yang bekaitan dengan pengetahuan. Manusia akan merasa puas dan senang jika ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya manusia tidak akan merasa puas dan senang jika ia tidak dapat mengetahui sesuatu. 2) perasaan etis : perasaan yang berkaitan dengan kebaikan. Manusia akan merasa senang apabila sesuatu itu baik dan akan merasa benci jika sesuatu itu jahat. 3) perasaan estesis : perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Manusia akan merasa senang jika melihat atau mendengar sesuatu yang indah dan juga akan merasa kesal apabila tidak ada keindahan. 4) perasaan diri : perasaan yang berkaitan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila manusia memiliki kelebihan pada dirinya, ia akan merasa sombong, angkuh dan merasa tinggi. Sebaliknya apabila ada kekurangan pada diri manusia, ia akan merasa rendah diri (minder). 5) perasaan sosial : perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat dan ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia akan merasa senang tetapi apabila orang gagal, ia akan ikut merasa sedih. 6) perasaan religius : perasaan yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan. Manusia akan merasa tentram dan damai apabila tawakal kepada Tuhan yakni menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hakekat yang ketiga yaitu manusia merupakan makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patalogi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dipelajari dari segi-segi kemasyarakatan, psikologi sosial, kekerabatan, ekonomi, kesenian, perkakas, bahasa, dan sebagainya. Hakekat yag keempat, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Setelah kita mengetahui apa itu definisi manusia, saya akan mendefinisikan apa itu kebudayaan. Kebudayaan jika dikaji dari bahasa asal sansekerta, berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, budaya berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi secara umum, kebudayaan merupakan segala sesuatu yang dihasilkan akal atau budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya; atau dapat pula diartikan sebagai segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya. Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun non-material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Untuk lebih mendalami kebudayaan, perlu dikenal beberapa masalah lain yang menyangkut kebudayaan. Misalnya apa yang disebut unsur. Yang dimaksud dengan unsure disini adalah apa sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan itu memiliki makna totalitas daripada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya.
Menurut C. Kluckhohn, didalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa terdapat tujuh unsur didalam kebudayaan universal, yakni yang pertama adalah sistem realigi (kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, dan menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama. Unsur yang kedua adalah sistem organisasi kemasyarakatan. Merupakan produk manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa ia tidak dapat berdiri sendiri, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Unsur yang ketiga adalah sistem pengetahuan. Merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri ataupun dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih pengetahuan tersebut dapat dibukukan sehingga dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi lainnya. Unsur yang keempat adalah sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi. Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat. Unsur yang kelima adalah sistem teknologi dan peralatan. Merupakan produk manusia sebagai homo faber. Berawal dari pemikiran yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang. Unsur yang keenam adalah bahasa. Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada awalnya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan. Unsur yang terakhir adalah kesenian. Merupakan produk manusia dari homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
MANUSIA DAN KEADILAN
Menurut saya, pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan itu terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan dimana setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dan kekayaan bersama.
Kenyataan yang terjadi sekarang-sekarang ini, banyak dari kita yang hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban sehingga sikap dan tindakan kita tersebut mengarah pada tindakan pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula, banyak dari kita yang hanya menjalankan kewajiban dan lupa untuk menuntut hak kita, maka kita akan mudah untuk diperbudak dan diperas oleh orang lain.
Dalam ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila (ekaprasetia pancakarsa) dicantumkan ketentuan, “Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia”.
Untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni 1.) perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan. 2.) sikap adil terhadap sesame, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. 3.) sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan. 4.) sikap suka bekerja keras. 5.) sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan, yaitu : 1.) pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan. 2.) pemerataan memperoleh pendidikan pelayanan kesehatan. 3.) pemerataan pembagian pendapatan. 4.) pemerataan kesempatan kerja. 5.) pemerataan kesempatan berusaha. 6.) pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita. 7.) pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tanah air. 8.) pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan atau ketidakadilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan, seperti drama, puisi, novel, musik dan lain-lain.
Ada berbagai macam keadilan, salah satunya adalah keadilan legal atau keadilan moral. Plato berpendapat bahwa keadilan dan hokum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal. Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam Negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampri tugas dan urusan yang tidak cocol baginya. Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian. Misalnya, seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan terjadi kekacauan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering sekali mendengar kalimat “Jujur dan Adil". Pengertian dari adil atau keadilan itu sendiri, sudah dijelaskan dan dipaparkan secara rinci diatas, tetapi sekarang yang menjadi pertanyaan, apa pengertian dari jujur? Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, arti kata jujur itu sendiri adalah dapat dipercaya; tidak berbohong; lurus hati; berkata apa adanya; tidak curang; tulus; ikhlas. Yang dimaksud dengan kejujuran adalah sifat jujur; keadaan jujur. Itu semua pengertian menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, tetapi secara umum, kejujuran itu sendiri adalah apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan kenyataan yang ada adalah keadaan yang benar-benar terjadi, tidak di rekayasa. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hokum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatan dan kenyataan yang benar-benar tejadi pula. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat. Seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai diri sendiri. Apabila niat telah terlahir dalam kata-kata, padahal tidak ditepati, maka kebohongannya disaksikan orang lain. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedangkan keadilan menuntu kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagipula membuat luhurnya budi pekerti. Seseorang mustahil dapat memeluk agama dengan sempurna apabila lidahnya tidak suci. Teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat merugikan kita, serta jangan pula berdusta, walaupun dusta kita dapat menguntungkan kita.
Sumber :
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
Kenyataan yang terjadi sekarang-sekarang ini, banyak dari kita yang hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban sehingga sikap dan tindakan kita tersebut mengarah pada tindakan pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula, banyak dari kita yang hanya menjalankan kewajiban dan lupa untuk menuntut hak kita, maka kita akan mudah untuk diperbudak dan diperas oleh orang lain.
Dalam ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila (ekaprasetia pancakarsa) dicantumkan ketentuan, “Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia”.
Untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni 1.) perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan. 2.) sikap adil terhadap sesame, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. 3.) sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan. 4.) sikap suka bekerja keras. 5.) sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan, yaitu : 1.) pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan. 2.) pemerataan memperoleh pendidikan pelayanan kesehatan. 3.) pemerataan pembagian pendapatan. 4.) pemerataan kesempatan kerja. 5.) pemerataan kesempatan berusaha. 6.) pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita. 7.) pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tanah air. 8.) pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan atau ketidakadilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan, seperti drama, puisi, novel, musik dan lain-lain.
Ada berbagai macam keadilan, salah satunya adalah keadilan legal atau keadilan moral. Plato berpendapat bahwa keadilan dan hokum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal. Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam Negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampri tugas dan urusan yang tidak cocol baginya. Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian. Misalnya, seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan terjadi kekacauan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering sekali mendengar kalimat “Jujur dan Adil". Pengertian dari adil atau keadilan itu sendiri, sudah dijelaskan dan dipaparkan secara rinci diatas, tetapi sekarang yang menjadi pertanyaan, apa pengertian dari jujur? Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, arti kata jujur itu sendiri adalah dapat dipercaya; tidak berbohong; lurus hati; berkata apa adanya; tidak curang; tulus; ikhlas. Yang dimaksud dengan kejujuran adalah sifat jujur; keadaan jujur. Itu semua pengertian menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, tetapi secara umum, kejujuran itu sendiri adalah apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan kenyataan yang ada adalah keadaan yang benar-benar terjadi, tidak di rekayasa. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hokum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatan dan kenyataan yang benar-benar tejadi pula. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat. Seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai diri sendiri. Apabila niat telah terlahir dalam kata-kata, padahal tidak ditepati, maka kebohongannya disaksikan orang lain. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedangkan keadilan menuntu kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagipula membuat luhurnya budi pekerti. Seseorang mustahil dapat memeluk agama dengan sempurna apabila lidahnya tidak suci. Teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat merugikan kita, serta jangan pula berdusta, walaupun dusta kita dapat menguntungkan kita.
Sumber :
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Sebelumnya saya telah menjelaskan lebih mendalam mengenai siapa itu manusia. Beberapa penjelasan yang akan saya jelaskan pada bab ini, masih ada hubungannya dengan manusia. Tetapi saya tidak akan menjelaskan lagi apa itu manusia pada bab ini. Lebih tepatnya saya akan menjelaskan mengenai hubungan antara manusia dengan cinta kasih.
Diantara kita semua pasti sering mendengar istilah ‘cinta kasih’. Sering sekali kalimat tersebut kita jumpai. Apalagi dalam setiap agama sering mengajarkan kepada kita tentang perlunya cinta kasih dalam kehidupan bersama dengan sesama kita manusia. Saya pribadi menjadi lebih mengerti apa itu cinta kasih karena ajaran agama saya yaitu Katolik. Dalam agama Katolik, Tuhan saya Yesus Kristus sangat menekankan ajaran cinta kasih. Adanya kepedulian, kerendahan hati merupakan contoh dalam suatu cinta kasih.
Rasa cinta kasih bisa ditujukan kepada siapa saja yang menurut kita pantas untuk kita cintai dan juga kita kasihi. Misalnya, cinta kasih terhadap orang tua, saudara kandung, kakek, nenek, teman sekolah, tetangga, paman, bibi dan lain-lain. Banyak sekali yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan rasa cinta kasih kita terhadap orang yang kita sayangi.
Cinta kasih juga dapat diartikan menjadi sebuah budaya. Mengapa cinta kasih menjadi suatu budaya? Coba kita bayangkan jika di dunia ini tidak ada cinta kasih, pasti dunia ini akan hancur. Tidak ada persaudaraan, tidak ada rasa untuk saling memberi antara satu dengan yang lainnya. Jadi bisa dikategorikan bahwa cinta kasih adalah suatu wujud budaya yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menunjukkan rasa cinta kasih kita kepada orang-orang yang kita kasihi. Misal, terhadap Tuhan kita, kita rajin ke gereja setiap minggu untuk dapat bertemu, berdoa, memuji dan memuliakan nama-Nya. Itu merupakan wujud rasa cinta kasih kita terhadap Tuhan. Contoh lain, menunjukkan rasa cinta kasih kita terhadap orang tua, dengan membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Sebenarnya secara umum, orang tua kita akan bangga dan merasa bahwa kita sangat mencintainya jika kita dapat sekolah, kuliah dengan baik. Karena segala hasil jerih payah orang tua kita untuk menyekolahkan kita tidak terbuang sia-sia. Mereka akan merasa bangga, apalagi jika kita dapat memberikan prestasi yang sangat memuaskan dalam pendidikan kita. Contoh yang lain misalnya terhadap tetangga kita, bila kita memiliki rasa mengasihi terhadap tetangga kita, jika tetangga kita membutuhkan pertolongan dari kita, kita tidak segan-segan untuk membantu apapun sebisa kemampuan kita. Contoh cinta kasih terhadap teman-teman sekolah, kita tidak segan-segan untuk membantu teman kita yang kesulitan dalam menghadapi soal-soal pelajaran atau kita tidak segan-segan untuk meminjamkan bolpoint kepada teman kita yang tidak memiliki bolpoint. Masih banyak lagi contoh-contoh lain yang bisa kita terapkan dalam kehidupan masing-masing pribadi kita untuk menunjukkan rasa saling mengasihi dengan sesama.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yakni pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya; bagaimana seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati. Sedangkan tanggung jawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsure yang ketiga ada;ah perhatian yang berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya. Yang keempat adalah pengenalan yang merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. Dengan keempat unsure tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan, suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.
Pengertian tentang cinta juga dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsure yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsure yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan –kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan saying dan sebagainya. Makan dan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, penjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lainnya. Unsure yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa saying, dan seterusnya.
Selanjutnya Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa tidak semua unsure cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraannya kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang amat kuat, kecemburuannya besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta sahabat karib atau saudara sekandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain daripada partnernya.
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih saying pada orang-orang, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan ibadah, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga, kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka dalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntuk tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsure kasih sayang hilang, misalnya unsure tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya. Bagaiman sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbale balik antara orang tua dan anak.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morfinis, keberandalan remaja, frustasi dan sebagainya, dimana semuanya dilatar belakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
· Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyal-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam bermasyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri dalam masyarakat.
· Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendimakan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
· Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu, orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
· Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai dan saling membutuhkan.
Sumber :
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
Diantara kita semua pasti sering mendengar istilah ‘cinta kasih’. Sering sekali kalimat tersebut kita jumpai. Apalagi dalam setiap agama sering mengajarkan kepada kita tentang perlunya cinta kasih dalam kehidupan bersama dengan sesama kita manusia. Saya pribadi menjadi lebih mengerti apa itu cinta kasih karena ajaran agama saya yaitu Katolik. Dalam agama Katolik, Tuhan saya Yesus Kristus sangat menekankan ajaran cinta kasih. Adanya kepedulian, kerendahan hati merupakan contoh dalam suatu cinta kasih.
Rasa cinta kasih bisa ditujukan kepada siapa saja yang menurut kita pantas untuk kita cintai dan juga kita kasihi. Misalnya, cinta kasih terhadap orang tua, saudara kandung, kakek, nenek, teman sekolah, tetangga, paman, bibi dan lain-lain. Banyak sekali yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan rasa cinta kasih kita terhadap orang yang kita sayangi.
Cinta kasih juga dapat diartikan menjadi sebuah budaya. Mengapa cinta kasih menjadi suatu budaya? Coba kita bayangkan jika di dunia ini tidak ada cinta kasih, pasti dunia ini akan hancur. Tidak ada persaudaraan, tidak ada rasa untuk saling memberi antara satu dengan yang lainnya. Jadi bisa dikategorikan bahwa cinta kasih adalah suatu wujud budaya yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menunjukkan rasa cinta kasih kita kepada orang-orang yang kita kasihi. Misal, terhadap Tuhan kita, kita rajin ke gereja setiap minggu untuk dapat bertemu, berdoa, memuji dan memuliakan nama-Nya. Itu merupakan wujud rasa cinta kasih kita terhadap Tuhan. Contoh lain, menunjukkan rasa cinta kasih kita terhadap orang tua, dengan membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Sebenarnya secara umum, orang tua kita akan bangga dan merasa bahwa kita sangat mencintainya jika kita dapat sekolah, kuliah dengan baik. Karena segala hasil jerih payah orang tua kita untuk menyekolahkan kita tidak terbuang sia-sia. Mereka akan merasa bangga, apalagi jika kita dapat memberikan prestasi yang sangat memuaskan dalam pendidikan kita. Contoh yang lain misalnya terhadap tetangga kita, bila kita memiliki rasa mengasihi terhadap tetangga kita, jika tetangga kita membutuhkan pertolongan dari kita, kita tidak segan-segan untuk membantu apapun sebisa kemampuan kita. Contoh cinta kasih terhadap teman-teman sekolah, kita tidak segan-segan untuk membantu teman kita yang kesulitan dalam menghadapi soal-soal pelajaran atau kita tidak segan-segan untuk meminjamkan bolpoint kepada teman kita yang tidak memiliki bolpoint. Masih banyak lagi contoh-contoh lain yang bisa kita terapkan dalam kehidupan masing-masing pribadi kita untuk menunjukkan rasa saling mengasihi dengan sesama.
Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yakni pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya; bagaimana seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati. Sedangkan tanggung jawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam kasus hubungan ibu dan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsure yang ketiga ada;ah perhatian yang berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya. Yang keempat adalah pengenalan yang merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. Dengan keempat unsure tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan, suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.
Pengertian tentang cinta juga dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsure yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsure yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan –kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan saying dan sebagainya. Makan dan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, penjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lainnya. Unsure yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa saying, dan seterusnya.
Selanjutnya Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa tidak semua unsure cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraannya kurang. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang amat kuat, kecemburuannya besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta sahabat karib atau saudara sekandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain daripada partnernya.
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih saying pada orang-orang, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan ibadah, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga, kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka dalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntuk tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsure kasih sayang hilang, misalnya unsure tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya. Bagaiman sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbale balik antara orang tua dan anak.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morfinis, keberandalan remaja, frustasi dan sebagainya, dimana semuanya dilatar belakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
· Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyal-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam bermasyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri dalam masyarakat.
· Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini diberikan secara sepihak, orang tua mendimakan saja tingkah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
· Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur sapa jika tidak perlu, orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
· Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai dan saling membutuhkan.
Sumber :
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
IBD, mulanya dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa inggris yang berarti the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa Latin yang artinya manusia, budaya, manusiawi dan halus. Dengan mempelajari humanities manusia akan semakin berbudaya, bermanusiawi dan lebih halus.
Pada dasarnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat dan sebagainya. Pada pokoknya mempelajari manusia dan budaya.
Hamper di setiap masa, seni termasuk sastra memegang peranan penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukan formulasi nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat pada filsafat dan agama melainkan nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif.
Hampir di setiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami diri sendiri, yang kemudian melhirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya mengatur hubungan antar sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Ilmu budaya dasar dapat dihubungkan dengan prosa. Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tersebut sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama, meliputi: dongeng-dongen, hikayat, sejarah, epos dan cerita pelipur lara. Prosa baru meliputi: cerita pendek, roman/novel, biografi, kisah dan autobiografi.
Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
Pada dasarnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat dan sebagainya. Pada pokoknya mempelajari manusia dan budaya.
Hamper di setiap masa, seni termasuk sastra memegang peranan penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukan formulasi nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat pada filsafat dan agama melainkan nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif.
Hampir di setiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami diri sendiri, yang kemudian melhirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya mengatur hubungan antar sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Ilmu budaya dasar dapat dihubungkan dengan prosa. Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tersebut sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama, meliputi: dongeng-dongen, hikayat, sejarah, epos dan cerita pelipur lara. Prosa baru meliputi: cerita pendek, roman/novel, biografi, kisah dan autobiografi.
Sumber : Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
ILMU BUDAYA DASAR
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai apa itu Ilmu Budaya Dasar, saya akan menjelaskan secara rinci apa arti dari ilmu, budaya dan dasar. Menurut Buku Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ilmu adalah kepandaian tertentu atau pengetahuan tentang suatu bidang. Budaya adalah tradisi yang melekat pada manusia dan mengalami perkembangan. Dasar adalah pembawaan sejak lahir atau bawah.
Secara umum ilmu budaya dasar merupakan suatu ilmu pengetahuan umum dan pengertian dasar mengenai tradisi atau budaya yang melekat pada diri manusia dalam kehidupannya.
Pada dasaranya istilah Ilmu Budaya Dasar berasal dari The Humanities. Istilah Humanities tersebut berasal dari bahasa latin “humanus” yang berarti manusia, berbudaya dan halus. Diharapkan dengan mempelajari Humanities, seseorang bisa menjadi lebih sopan, manusiawi dan berbudaya. Bisa dikatakan Humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai manusia berbudaya. Supaya manusia bisa menjadi manusia yang berbudaya maka tidak boleh meninggalkan tanggung jawabnya itu sendiri sebagai manusia.
Sekarang-sekarang ini Ilmu Budaya Dasar sudah banyak yang dijadikan sebagai suatu mata kuliah. Mata kuliah ilmu budaya dasar itu sendiri yaitu merupakan pembicaraan tentang kebudayaan, nilai-nilai, dan juga masalah-masalah yang kerap terjadi dalam kehidupan manusia. Hal ini perlu, karena dirasa kurangnya atau minim nya sistem pendidikan, baik tingkat menengah, atas, maupun perguruan tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pendidikan kita membuat manusia-manusia yang berpendidikan tidak mempunyai pandangan luas terhadap segala hal. Para lulusan perguruan lain cenderung hanya mempunyai satu bidang yang mereka geluti dan mengesampingkan bidang-bidang lain tetapi bukan berarti mereka harus ikut campur dengan bidang lain.
Dari sinilah diharapkan kegunaan mata kuliah ini, agar semua lulusan perguruan tinggi kita dari semua jurusan mempunyai satu kesamaan bahan pembicaraan sehingga dapat membangun Negara kita dan dapat memperbaiki pendidikan di Negara kita.
Dengan mendapatkan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar ini diharapkan setiap mahasiswa dan mahasiswi dapat mempunyai latar belakang pengetahuan yang luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat untuk mendalami nya dan ikut serta dalam mengembangkan kebudayaannya secara kreatif.
Ada berbagai tujuan ilmu budaya dasar yang dapat diketahui. Kita dapat mengenal lebih dalam mengenai diri kita sendiri maupun diri orang lain yang pada awalnya kita hanya melihat orang lain dari sifat luarnya saja. Padahal jika kita telurusi bagaimana sifat seseorang, kita dapat mengetahui jauh lebih mendalam mengenai sifat asli yang melekat dari dalam dirinya, bukan hanya dari luar diri orang tersebut. Ilmu budaya dasar juga bertujuan untuk mampu berinteraksi dan bergaul dengan orang lain. Baik dalam lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain itu, juga agar dapat peka terhadap seluruh budaya-budaya yang dihasilkan atau diciptakan oleh manusia sehingga membuat kita dapat peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari dan mampu untuk menyelesaikan setiap masalah yang terjadi dalam kehiduapan manusia itu sendiri. Ilmu budaya dasar itu sendiri mempunyai tujuan bagi kita, sebagai mahasiswa yaitu memberi kesempatan untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap masalah tersebut. Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya juga merupakan salah satu tujuannya.
Berdasarkan atas tujuan yang telah dipaparkan diatas, terdapat dua masalah pokok yang dapat digunakan sebagai ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar, antara lain yaitu yang pertama adalah berbagai macam aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan permasalahan manusia dan budaya yang dapat didekati dengan pengetahuan budaya (The Humanities) baik dari segi masing-masing keahlian maupun gabungan dari berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya. Yang kedua yaitu, hakikat manusia satu atau universal, akan tetapi manusia di dunia ini sangat beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Diharapkan manusia dapat menghadapi segala perbedaan atau banyak nya corak yang ada dalam setiap manusia, baik dari lingkungan alam, sosial maupun budaya.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan dalam Ilmu Budaya Dasar itu sendiri terdapat 8 pokok bahasan, yakni Manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia dan penderitaan, manusia dan keadilan, manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab serta pengabdian, manusia dan kegelisahan serta manusia dan harapan. Ke delapan pokok bahasan yang terkandung dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai pokok-pokok bahaan tersebut dapat menghasilkan karya-karya yang dapat dikaitkan dalam berbagai bidang seperti, filsafat, seni tari, seni sastra, seni musik dan juga seni rupa. Sehingga dengan ada nya ilmu budaya dasar ini dapat digunakan dalam masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber :
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
http://indobudaya.blogspot.com/2007/11/ilmu-budaya-dasar.html
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/ilmu-budaya-dasar.html
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07
Secara umum ilmu budaya dasar merupakan suatu ilmu pengetahuan umum dan pengertian dasar mengenai tradisi atau budaya yang melekat pada diri manusia dalam kehidupannya.
Pada dasaranya istilah Ilmu Budaya Dasar berasal dari The Humanities. Istilah Humanities tersebut berasal dari bahasa latin “humanus” yang berarti manusia, berbudaya dan halus. Diharapkan dengan mempelajari Humanities, seseorang bisa menjadi lebih sopan, manusiawi dan berbudaya. Bisa dikatakan Humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai manusia berbudaya. Supaya manusia bisa menjadi manusia yang berbudaya maka tidak boleh meninggalkan tanggung jawabnya itu sendiri sebagai manusia.
Sekarang-sekarang ini Ilmu Budaya Dasar sudah banyak yang dijadikan sebagai suatu mata kuliah. Mata kuliah ilmu budaya dasar itu sendiri yaitu merupakan pembicaraan tentang kebudayaan, nilai-nilai, dan juga masalah-masalah yang kerap terjadi dalam kehidupan manusia. Hal ini perlu, karena dirasa kurangnya atau minim nya sistem pendidikan, baik tingkat menengah, atas, maupun perguruan tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pendidikan kita membuat manusia-manusia yang berpendidikan tidak mempunyai pandangan luas terhadap segala hal. Para lulusan perguruan lain cenderung hanya mempunyai satu bidang yang mereka geluti dan mengesampingkan bidang-bidang lain tetapi bukan berarti mereka harus ikut campur dengan bidang lain.
Dari sinilah diharapkan kegunaan mata kuliah ini, agar semua lulusan perguruan tinggi kita dari semua jurusan mempunyai satu kesamaan bahan pembicaraan sehingga dapat membangun Negara kita dan dapat memperbaiki pendidikan di Negara kita.
Dengan mendapatkan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar ini diharapkan setiap mahasiswa dan mahasiswi dapat mempunyai latar belakang pengetahuan yang luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat untuk mendalami nya dan ikut serta dalam mengembangkan kebudayaannya secara kreatif.
Ada berbagai tujuan ilmu budaya dasar yang dapat diketahui. Kita dapat mengenal lebih dalam mengenai diri kita sendiri maupun diri orang lain yang pada awalnya kita hanya melihat orang lain dari sifat luarnya saja. Padahal jika kita telurusi bagaimana sifat seseorang, kita dapat mengetahui jauh lebih mendalam mengenai sifat asli yang melekat dari dalam dirinya, bukan hanya dari luar diri orang tersebut. Ilmu budaya dasar juga bertujuan untuk mampu berinteraksi dan bergaul dengan orang lain. Baik dalam lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain itu, juga agar dapat peka terhadap seluruh budaya-budaya yang dihasilkan atau diciptakan oleh manusia sehingga membuat kita dapat peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari dan mampu untuk menyelesaikan setiap masalah yang terjadi dalam kehiduapan manusia itu sendiri. Ilmu budaya dasar itu sendiri mempunyai tujuan bagi kita, sebagai mahasiswa yaitu memberi kesempatan untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap masalah tersebut. Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya juga merupakan salah satu tujuannya.
Berdasarkan atas tujuan yang telah dipaparkan diatas, terdapat dua masalah pokok yang dapat digunakan sebagai ruang lingkup Ilmu Budaya Dasar, antara lain yaitu yang pertama adalah berbagai macam aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan permasalahan manusia dan budaya yang dapat didekati dengan pengetahuan budaya (The Humanities) baik dari segi masing-masing keahlian maupun gabungan dari berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya. Yang kedua yaitu, hakikat manusia satu atau universal, akan tetapi manusia di dunia ini sangat beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Diharapkan manusia dapat menghadapi segala perbedaan atau banyak nya corak yang ada dalam setiap manusia, baik dari lingkungan alam, sosial maupun budaya.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan dalam Ilmu Budaya Dasar itu sendiri terdapat 8 pokok bahasan, yakni Manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia dan penderitaan, manusia dan keadilan, manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab serta pengabdian, manusia dan kegelisahan serta manusia dan harapan. Ke delapan pokok bahasan yang terkandung dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai pokok-pokok bahaan tersebut dapat menghasilkan karya-karya yang dapat dikaitkan dalam berbagai bidang seperti, filsafat, seni tari, seni sastra, seni musik dan juga seni rupa. Sehingga dengan ada nya ilmu budaya dasar ini dapat digunakan dalam masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber :
Buku Seri Diktat Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
http://indobudaya.blogspot.com/2007/11/ilmu-budaya-dasar.html
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/ilmu-budaya-dasar.html
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07