Kendala bidang pendidikan ini
dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses oleh peserta didik di
perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti perpustakaan online, jurnal
online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari
berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun
yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk
memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan
kejelasan dan pemahaman mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam
dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi akibat terbatasnya
jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di perpustakaan terutama pada
lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan
jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari
universitas.
Namun pada praktiknya,
sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang dibayangkan dan
diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya pemanfaatan
teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya
penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia,
mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan
permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil karya masyarakat
Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya
menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga menyulitkan bagi para
pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki
kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak informasi-informasi dan
ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan
informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu
penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat
Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar
negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang
tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang
untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala
mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses
internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang
harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi
pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan
internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua
ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk
seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu
mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan
dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap menggunakan teknologi
internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya kemampuan dosen dalam
bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan kepada mahasiswa
memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat kekurangmampuannya sendiri.
Dampak akhir yangterjadi mahasiswa tidak akan termotivasi untuk mengembangkan
diri jika dosen tidak pernah menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal
tersebut.
Masalah terpenting dari sekian
faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga dan keempat yakni
mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi
masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan sendirinya dengan
tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan lebih memahami
penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber motivator utama
dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang
pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah
di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau
mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala
ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga pendidikan/universitas untuk
mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan membangun sebuah jaringan
internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang
lebih murah dibanding warung internet milik penguasaha bisnis.
Sumber :
http://winsolu.wordpress.com/2008/05/02/permasalahan-dan-solusi-internet-dalam-dunia-pendidikan/
Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM/Kelas : 14511293/2PA10