PENGERTIAN
PSIKOTERAPI
Menurut Wolberg psikoterapi adalah sebagai bentuk perawatan (atau perlakuan, treatment) terhadap masalah yang timbul
yang asalnya dari faktor emosi pada mana seorang yang terlatih, dengan
terencana mengadakan hubungan profesional dengan pasien.
TUJUAN PSIKOTERAPI
Menurut Wolberg, psikoterapi memiliki tujuan untuk memindahkan, mengubah
sesuatu simtom dan mencegah agar simtom tidak muncul pada seorang yang
terganggu perilakunya, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi
secara lebih positif.
UNSUR-UNSUR
PSIKOTERAPI
Masserman (1984) melaporkan delapan “parameter pengaruh” dasar yang
mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
- Peran sosial (martabat)
- Hubungan Ipersekutuan tarapeutik)
- Hak
- Retrospeksi
- Reduksi
- Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
- Resosialisasi
- Rekapitulasi
PERBEDAAN
PSIKOTERAPI DAN PSIKOLOGI KONSELING
Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan
Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson & Rudolph (1983), sebagai
berikut:
1.
Konseling
untuk ....
a.
Klien
b.
Gangguan yang
kurang serius
c.
Masalah:
jabatan, pendidikan
d.
Berhubungan
dengan pencegahan
e.
Lingkungan
pendidikan dan nonmedis
f.
Berhubungan
dengan kesadaran
g.
Metode
pendidikan
2.
Psikoterapi
untuk ....
a.
Pasien
b.
Gangguan yang
serius
c.
Masalah
kepribadian dan pengambilan keputusan
d.
Berhubungan
dengan penyembuhan
e.
Lingkungan medis
f.
Berhubungan dengan
ketidaksadaran
g.
Metode penyembuhan
PSIKOTERAPI
MELAKUKAN BERBAGAI PENDEKATAN TERHADAP MENTAL ILLNESS
1.
Psychoanalysis
& Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah
perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya
tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali
diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria.
Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi
sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang
lebih efektif.
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik
adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya.
Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum
terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan
solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi
segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam
pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance
Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing,
Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.
2.
Behavior
Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy)
berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh
proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah
Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative
learning”.
Inti dari pendekatan behavior therapy adalah
manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan
sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia
mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil
dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita
telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah
perilaku ketakutan".
Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy
adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu
konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari
hukuman.
Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam
pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP),
Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant
Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law,
Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.
3.
Cognitive
Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep
bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu,
pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk
bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi
pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar
dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan kognitif adalah
mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan kognitif adalah
Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning,
Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive
Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT)
dan sebagainya.
4.
Humanistic
Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa
setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan
hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang
psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan.
Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi
kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar
kesadarannya sendiri.
Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan
humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth
Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy
dan Existential Psychotherapy.
5.
Integrative/Holistic
Therapy
Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu
suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang
secara keseluruhan. Seperti seorang klien yang mengalami komplikasi gangguan
psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi
saja. Oleh karena itu, digunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa
pendekatan sekaligus.
BENTUK-BENTUK UTAMA TERAPI
Berdasarkan tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg membagi perawatan
psikoterapi menjadi tiga (3) tipe, yaitu :
1.
Penyembuhan
Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang
mempunyai tujuan untuk :
a.
Memperkuat
benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
b.
Memperluas
mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
c.
Pengembalian
pada penyesuaian diri yang seimbang.
Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan
beberapa metode dan teknik pendekatan,
diantaranya :
a.
Bimbingan
(Guidance)
b.
Mengubah
lingkungan (Environmental Manipulation)
c.
Pengutaraan
dan penyaluran arah minat
d.
Tekanan dan
pemaksaan
e.
Penebalan
perasaan (Desensitization)
f.
Penyaluran
emosional
g.
Sugesti
h.
Penyembuhan
inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
2.
Penyembuhan
Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode pnyembuhan yang mempunyai bertujuan
untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi
sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode
yang dapat digunakan antara lain
a.
Penyembuhan
sikap (attitude therapy)
b.
Wawancara
(interview psychtherapy)
c.
Penyembuhan
terarah (directive therapy)
d.
Psikodrama,
dll
3.
Penyembuhan
Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk
menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi
perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan
mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
a.
Psikoanalisis
b.
Pendekatan
transaksional (transactional therapy)
c.
Penyembuhan
analitik berkelompok
SUMBER:
Corey, Gerald. (2009). Teori
Konseling dan Psikoterapi. PT Refika Aditama.
Corsini, R.J. & Wedding, D. (2011). Current
Psychotherapies. Ed. 9. Belmont: Brooks/Cole.
Singgih, Gunarsa. (2004). Konseling
dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Supriyadi T, Indrawati E. (2005). Psikologi
Konseling. Semarang: Antari Cipta
Sejati.
Wolberg L.R. (1977). What is Psychotherapy?
in The Technique os
Psychotherapy, Part One, Grune & Stratton. New York, San Fransisco, London.