Kamis, 15 Maret 2012

PRINSIP PERKEMBANGAN

  1. Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren dan berkesinambungan. Jadi antara satu tahap perkembangan dengan tahap perkembangan berikutnya tidak terlepas, berdiri sendiri-sendiri.
  2. Perkembangan dimulai dari respons-respons yang sifatnya umum menuju ke yang khusus. Contohnya, seorang bayi mula-mula akan bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia bayi, ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu.
  3. Manusia merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat antara perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi, dan sosial. Perhatian yang berlebihan atas satu segi akan mempengaruhi segi lain. Dimisalkan orangtua yang terlalu mengutamakan segi mental (misalnya kecerdasan) menyebabkan anak dibesarkan dalam suasana yang penuh dengan aturan-aturan, tuntutan-tuntutan atau kegiatan-kegiatan yang semuanya ditujukan untuk menunjang keberhasilan di bidang intelektual. Anak mungkin akan berhasil menjadi "bintang pelajar", tetapi apakah pernah ditelaah bagaimana kondisi fisiknya, bagaimana kehidupan emosi dan sosialnya? Apakah anak ini lincah, ceria dan bahagia seperti anak-anak lain seusia nya?
  4. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai. Meskipun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dengan fase lainnya, tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Dalam perkembangan bicara misalnya, sebelum seorang anak fasih berkata-kata terlebih dahulu ia akan mengoceh.
  5. Seiap fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang khas sehingga ada tingkah laku yang dianggap sebagai tingkah laku buruk atau kurang sesuai yang sebenarnya merupakan tingkah laku yang masih wajar untuk fase tertentu itu. Setelah seorang anak melewati masa bayi dimana ia mula-mula tidak berdaya, dengan dikuasai dan diperolehnya kemampuan baru menyebabkan bayi ini menjadi lebih ingin mandiri. Ia tidak lagi mau di gendong dan diberi dot seperti pada waktu usia dini tetapi berusaha lari kesana kemari dan menolak makanan yang tidak disukainya. Para orangtua sering mengomentari perubahan kelakuan ini sebagai "dulu ia manis, patuh, sekarang jadi bandel dan keras kepala". Para ahli mengemukakan bahwa antara masa tenang atau equilibrium (dimana anak mudah diatur, penurut) dan masa disequilibrium atau tidak tenang (dimana anak sukar diatur, mudah tersinggung, gelisah) pada seorang anak akan terjadi silih berganti sebagaimana alur dari sebuah spiral yang bergerak keatas. Namun justru adanya perubahan-perubahan itulah merupakan ciri terjadinya perkembangan.
  6. Karena pola perkembangan mengikuti pola yang pasti, maka perkembangan seseorang dapat diperkirakan. Seorang anak yang dilahirkan denganm faktor bawaan yang "kurang" dari anak lain, dalam perkembangan selanjutnya akan menampakkan suatu kecenderungan perkembangan yang relatif lebih lambat dari anak seusianya.
  7. Perkembangan terjadi karena faktor kematangan dan belajar dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam (bawaan) dan faktor luar (lingkungan, pengalaman, pengasuhan). Jdi sekalipun semua orang mengikuti pola perkembangan yang kurang lebih sama, kecepatan perkembangan pada sesuatu aspek pada tiap orang berbeda-beda misalnya anak-anak dengan umur yang sama tidak selalu mencapai titik atau tingkat perkembangan fisik, mental, sosial dan emosi yang sama. Variasi dalam perkembangan ini banyak hubungannya dengan faktor kematangan, belajar atau pengalaman , bawaan, dan faktor lingkungan.
  8. Setiap individu itu berbeda, dengan lain perkataan setiap orang itu khas, tidak akan ada dua orang yang tepat sama meskipun berasal dari orangtua yang sama.
Sumber :
Buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, karya Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa dan Dra. Yulia Singgih D. Gunarsa

Nama : Maria Rosa Prameswari
NPM : 14511293
Kelas : 1PA07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar